Udang galah merupakan salah satu komoditas hasil perikanan air tawar yang sangat potensial, karena memiliki nilai ekonomis penting. Budidaya udang galah dewasa ini perkembangannya mulai baik, diperlukan usaha yang berkesinambungan untuk meningkatkan produksi udang galah. Faktor utama yang diperlukan untuk meningkatkan produksi udang galah adalah penyediaan benih yang cukup sepanjang tahun. Kebutuhan benih yang cukup banyak dapat dipenuhi dengan pengelolaan unit pembenihan yang baik sehingga mampu meningkatkan produksi benih yang berkualitas baik. Unit Kerja Budidaya Air Payau ( UK BAP ) Samas sebagai salah satu hatchery udang galah berusaha memproduksi benih yang berkualitas baik, untuk memenuhi kebutuhan benih petani khususnya di daerah Yogyakarta.
Untuk meningkatkan memproduksi benih yang berkualitas dan kontinyu maka Unit Kerja Budidaya Air Payau (UK BAP) Samas melakukan kerjasama penelitian ( cooperative breeding system/ CBS ) dengan Loka Riset Pemuliaan dan Teknologi Budidaya Air Tawar (LRPTBAT) Sukamandi. Induk udang galah Gi Macro hasil seleksi dari LRPTBAT Sukamandi disilangkan dengan induk udang galah Gi Macro UK BAP Samas kemudian dibesarkan dan diseleksi. Seleksi tersebut bertujuan untuk memperbaiki laju pertumbuhan dan keseragaman udang galah Gi Macro, sehingga induk udang galah hasil seleksi mampu menghasilkan benih yang baik secara kualitas dan kuantitas.
KONDISI LAPANGAN Kondisi umum Unit Kerja Budidaya Air Payau Samas
BBUG Samas dibangun pada tahun 1983/1984 dengan dana proyek APBN (Deptan_Ditjenkan), mulai operasional tahun 1985. Teknik yang digunakan adalah pemijahan udang galah system HAWAI dengan Clear Water System yaitu dengan menggunakan bak-bak konikel bulat volume 1,8 m3. BBUG Samas mempunyai areal 5,5 ha terletak di tepi pantai Samas dengan topografis berupa dataran pasir 5 m diatas permukaaan air laut, dengan alamat secara lengkap adalah Dusun Ngepet, Desa Srigading, Kecamatan Sanden, Kabupaten Bantul.
Status BBUG Samas sekarang beralih nama menjadi Unit Kerja Budidaya Air Payau (UK BAP) Samas dibawah Seksi Budidaya Air Payau pada Balai Perekayasaan Teknologi Perikanan dan Kelautan pada Dinas Perikanan dan Kelautan Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Sarana Produksi Sarana produksi yang ada meliputi :
Genset 2 PK : 1 buah
Genset 12 PK : 2 buah
Listrik PLN 1 Ph : 4,4 KW
Blower HI-Blow : 22 buah
Pompa air tambak 3”, 4”, 5” : 3 buah
Pompa air jet pump 1” : 3 buah
Conical tank fiber 45 ltr : 2 buah
Presure sand filter : 1 buah
Kompor gas : 1 buah
Tabung elpiji : 4 buah
Refraktometer : 3 buah
Akuarium : 6 buah
Timbangan Ohaus : 2 buah
Timbangan sartorius : 1 buah
Timbangan halus : 1 buah
Plankton net : 1 buah
Tabung gas oksigen : 2 buah
Mikroskop : 2 unit
Prasarana Produksi Prasarana yang ada meliputi :
Kantor admisi luas 53 m2 : 1 unit
Kantor Pimpinan luas 114 m2 : 1 unit
Rumah Hatchery luas 467 m2 : 1 unit
Gedung Laboratorium luas 100 m2 : 1 unit
Gedung Pertemuan luas 170 m2 : 1 unit
Rumah jaga luas T 50 m2 : 1 unit
Rumah jaga Guest house luas T 70 m2 : 1 unit
Rumah jaga luas T 70 m2 : 2 unit
Kolam biokrit luas 3000 m2 : 2 petak
Kolam Induk luas 3500 m2 : 7 petak
Kolam Pembesaran luas 5200 m2 : 3 petak
Rumah pompa luas 6 m2 : 4 unit
Rumah genset luas 12 m2 : 1 unit
Bak penampungan air luas 6 m2 : 1 unit
Jalan aspal lebar 2,4 m : 200 meter
Pagar keliling tinggi 1,5 m : 104 meter
KEGIATAN UK BAP SAMAS
Produksi benih
Penetasan telur
- Kualitas air media
- suhu : 28 – 30 oC
- pH : 6,5 – 8,5
- Oksigen terlarut : > 5 ppm
- Salinitas : 5 – 8 ppt
- Penggunaan bahan OTC, Furazolidone, Edta, Na tio sulfat dosis 1 – 3 ppm
- Padat tebar induk pada bak penetasan telur 60 – 80 ekor/m3
Pemeliharaan larva
- Kualitas air media
- suhu : 28 – 31 oC
- pH : 6,5 – 8,5
- DO : > 5 ppm
- Salinitas : 8 – 12 ppt
- Penggunaan OTC, Furazolidone, EP dengan cara perendaman dosis 1 – 3 ppm
- Padat tebar larva : 50 – 75 ekor / liter
- Pemberian pakan
- Pakan buatan diberikan tiap 2 jam sekali secara merata pada waktu siang hari
- Pakan alami diberikan 2 kali sehari pada jam 11.00 dan jam 17.00 wib
- umur 2 – 10 hari : 10 ek/ltr
- umur 11 - 15 hari : 22 ek/ltr
- umur 16 – 24 hari : 40 – 45 ek/ltr
- umur 25 – panen : 40 ek/ltr
- Penggantian air
Bila kondisi air media kotor dilakukan penyiponan dan pembersihan dinding bak, pergantian air dilakukan 2 hari sekali sebanyak 10 %.
- Pemantauan kesehatan dilakukan setiap hari.
- Lama pemeliharaan larva sampai menjadi juvenil kurang lebih 28 – 35 hari.
- Panen
Panen dilakukan dengan cara air disurutkan hingga sedalam 30 cm, kemudian juvenil diserok dengan skopnet dan dilakukan penghitungan untuk mengetahui SR (Sintasan).
Pengelolaan Induk
Peremajaan Induk
A. Pendederan benih
Tujuan pendederan adalah meningkatkan daya hidup juvenil, mendapatkan benih yang berukuran seragam dan berkualitas baik.
- Persiapan kolam
- Pengeringan kolam 3 – 5 hari, berguna untuk membunuh hama penyakit.
- Pemberian pupuk kandang dosis 250 – 500 gr/m2, TSP dan urea 5 – 10 gr/m2
- Pengisian air dan pemberian selter.
- Penebaran benur
Benur dipilih yang baik dan sehat, ukuran seragam dan tidak cacat tubuh. Penebaran dilakukan pada pagi/sore hari, dengan kepadatan 25-50 ek/m2.
- Pemberian pakan
Pakan yang diberikan berupa pellet butiran dengan kadar protein lebih dari 35 %. Jumlah pakan yang diberikan 15 – 50 % dari berat biomassa, frekuensi pemberian 3 – 4 kali perhari.
- Panen tokolan
Panen tokolan dilakukan setelah pemeliharaan 45 – 60 hari. Untuk peremajaan induk dipilih tokolan yang baik, sehat dan ukuran seragam.
B. Pembesaran Induk
Pembesaran udang galah dilakukan secara monokultur dengan padat tebar 10 – 15 ek/m2. Dalam kolam pembesaran induk perbandingan jumlah jantan dan betina adalah 1 : 4.
- Persiapan kolam
- Pengeringan kolam 3 – 5 hari, berguna untuk membunuh hama penyakit.
- Pemberian pupuk kandang dosis 250 – 500 gr/m2, TSP dan urea 5 – 10 gr/m2
- Pengisian air sampai kedalaman 70 – 100 cm dan pemberian selter.
- Penebaran tokolan
Tokolan dipilih yang baik dan sehat, gerakan lincah, ukuran seragam dan tidak cacat tubuh. Penebaran dilakukan pada pagi/sore hari, agar udang tidak stress.
- Pemberian pakan
Pakan yang diberikan berupa pellet udang galah dengan kadar protein 30%. Jumlah pakan yang diberikan 5 – 10% dari berat biomassa, frekuensi pemberian
3 – 4 kali perhari.
- Panen
Panen dilakukan setelah masa pemeliharaan 3 – 4 bulan dari penebaran tokolan. Untuk induk dipilih udang galah yang sehat, tidak cacat tubuh, berat udang lebih dari 40 gram.
Seleksi Induk
Induk udang galah untuk usaha pembenihan harus diseleksi, tujuannya untuk mendapatkan keturunan yang baik secara kualitas dan kuantitas. Berikut ini
ciri- ciri induk yang baik :
- Untuk induk betina memiliki berat lebih dari 40 gr dan memiliki kandungan
telur yang cukup tinggi.
- Untuk induk jantan memiliki berat lebih dari 50 gr dan kaki jalan kedua tidak
terlalu besar.
- Bersih dari segala kotoran dan organisme yang bersifat parasit.
- Umur induk tidak terlalu tua sehingga masih mampu berkembang biak dengan baik.
- Memilih induk yang sedang mengandung telur untuk kedua kalinya atau
berikutnya.
- Memilih induk yang pertumbuhannya cepat dan besar.
Kegiatan uji coba
Pada tahun 2006 dilaksanakan kegiatan ujicoba pemijahan crossing induk udang galah Gi Macro BAP Samas dengan induk udang galah Gi Makro Sukamandi. Perlakuan pemijahan crossing induk udang galah Gi Macro BAP Samas dengan induk udang Gi Macro Sukamandi dapat memberikan dampak yang signifikan dalam mendukung produktifitas udang galah, terutama karakter fekunditas telur, daya tetas telur dan sintasan larva. Adapun rata rata fekunditas telurnya adalah 1066 butir/gram, daya tetas telurnya adalah 71,6 % dan sintasan larva adalah 17,33 %. Dari hasil samping ujicoba berupa benur sebanyak 90.000 ekor, hasil penjualan benur seabanyak Rp. 3.150.000,- dan disetorkan sebagai PAD.
Pencapaian target PAD tahun 2006 di Unit Kerja Budidaya Air Payau Samas sebesar Rp. 112.205.000,- atau mencapai 106,84 % dari target yang ditetapkan oleh UPTD BPTPK sebesar Rp. 105.020.000,-. Kendala yang dihadapi oleh Unit Kerja Budidaya Air Payau selama kegiatan operasional pada tahun 2006 antara lain sumur air asin sudah lama tidak dikuras sehingga kualitas airnya menurun yang disebabkan oleh terjadinya pendangkalan sumur, banyak terdapat endapan dan kerak kerak di dinding pipa. Adapun usaha yang dilakukan untuk memperbaiki kualitas air adalah rutin melakukan pengurasan dan pembersihan bak filter air asin. Selain itu saluran irigasi di kolam pembesaran induk selama musim kemarau mengalami penurunan kualitas air dan kuantitas/jumlah air juga berkurang. Maka penggunaan pompa air di kolam pembesaran untuk mensuplai air sangat diperlukan. Pada awal tahun sebaiknya pencairan dana operasional sudah bisa dilakukan.
PENUTUP
Demikian profil singkat operasional Unit Kerja Budidaya Air Payau Samas, Semoga bermanfaat bagi semua.
Bantul, 2 Januari 2007
Pimpinan Unit Kerja BAP Samas
SUSILA, S.P.
NIP. 080 096 715